Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Kabupaten Batang / Berita / RAPAT KOORDINASI PENINGKATAN NILAI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN BATANG TAHUN 2021

Berita

RAPAT KOORDINASI PENINGKATAN NILAI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN BATANG TAHUN 2021

RAKOR PENINGKATAN IPM KABUPATEN BATANG

Batang - Dalam upaya peningkatan IPM di Kabupaten Batang, Bapelitbang Kabupaten Batang mengadakan rapat koordinasi peningkatan nilai IPM pada hari Kamis (4/2/2021), dengan narasumber Kepala Bapelitbang Kabupaten Batang Bapak Ari Yudianto, SH, Kepala BPS Kabupaten Batang Bapak Drs. Eddy Prawoto, dan Ibu Sri Winarsih, S.Si., M.Ec.Dev selaku koordinator fungsi statistik BPS Kabupaten Batang. Adapun tujuan dari rakor ini adalah untuk merumuskan strategi dan langkah-langkah yang bisa dilakukan OPD terkait untuk mencapai  target IPM berserta komponennya yaitu Usia Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Purchasing power parity (PPP)/pengeluaran per kapita yang di sesuaikan di Kab. Batang.

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Batang pada Tahun 2020 sebesar 68,65%, lebih besar dari tahun 2019 (68,42%) atau naik sebesar 0,23% poin. Meskipun terjadi peningkatan, tetapi untuk dapat mencapai target IPM pada Tahun 2022 (71,90%), perlu adanya strategi dan langkah-langkah yang tepat.

Pada rakor ini, BPS Kab. Batang menyampaikan bahwa telah terjadi perubahan metode dalam penghitungan IPM pada Tahun 2015 yaitu

  1. Indikator Angka Melek Huruf (AMH) diganti menjadi Harapan Lama Sekolah (HLS)
  2. Rata-rata lama sekolah yang semula dihitung dari usia 15 tahun keatas diganti menjadi rata-rata lama sekolah yang dihitung dari usia 25 tahun keatas 
  3. Standar hidup yang dihitung dari PDRB per Kapita diganti dengan Standar hidup yang dihitung PNB per Kapita.
  4. Agregasi Indek yang semula dihitung menggunakan rata-rata hitung diganti menjadi dihitung dari rata-rata ukur/geometrik.

Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan angka IPM yaitu:

  1. Dimensi Ekonomi: harus ada pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dan pengeluaran.
  2. Dimensi Pendidikan: rendahnya angka pertisipasi sekolah di tingkat SMA.
  3. Dimensi Kesehatan yang dipengarui oleh lingkungan (45%), pelayanan Kesehatan (20%), perilaku kesehatan (30%) dan faktor keturunan (5%).

Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai IPM adalah dengan meningkatkan daya beli masyarakat yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi dan investasi. Strategi yang lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan ketrampilan yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Strategi yang dapat dilakukan di bidang kesehatan antara lain peningkatan kualitas lingkungan hidup (ketersediaan air bersih, sanitasi layak, fasilitas jamban sendiri dan daerah resapan), peningkatan perilaku kesehatan (penolong kelahiran, imunisasi, usia perkawinan pertama <16 th) dan peningkatan akses terhadap fasilitas kesehatan (keberadaan RS, Puskesmas, tempat praktek dokter).